Dakwah, Wayang

WAYANG DAKWAH, diduga diciptakan oleh Sunan Kalijaga, salah seorang wali yang dikenal pandai memasukkan unsur agama Islam ke dalam berbagai unsur budaya yang ada dalam masyarakat Jawa. Dalam Wayang Dakwah berbagai unsur Islam juga masuk ke dalam jalinan cerita. Berbagai cerita carangan kemudian diciptakan dan dikembangkan dengan tujuan dakwah dan syi’ar agama, antara lain lakon Jamus Kalimasada.

Dalam Wayang Dakwah, tokoh-tokoh Pandawa Lima disebut sebagai lambang Rukun Islam yang lima butir, dan Jamus Kalimasada sebenarnya adalah Kalimat(h) Syahadat.

Selain Sunan Kalijaga, dan beberapa wali lainnya, pujangga besar Keraton Surakarta, Raden Ngabehi Ranggawarsita juga banyak berperan dalam menyempurnakan lakon-lakon Wayang Dakwah. Antara lain Raden Ngabehi Ranggawarsita memasukkan nama-nama nabi (menurut agama Islam) ke dalam silsilah Wayang Purwa berdasarkan Serat Kanda. Disebutkan antara lain, bahwa dewa-dewa dalam pewayangan itu sebenarnya juga keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa.

Dengan permainan kata, nama-nama panakawan dalam Wayang Purwa juga dikaitkan dengan kata-kata dari bahasa Arab. Semar, misalnya, dalam Wayang Dakwah dianggap sebagai berasal dari kata Ismaar. Nala Gareng dianggap sebagai berasal dari kata Naala Qariin, Petruk dari kata Fatruk, sedangkan Bagong dari kata Baghaa.

Demikian pula, Jamus Kalimasada dianggap merupakan penjelmaan kata dari Kalimat(h) Syahadat, dan nama Samiaji (Yudistira atau Puntadewa), dianggap berasal dari kata ‘Sami-sami ngaji’.

Permainan kata-kata yang mengkaitkan dengan istilah-istilah agama Islam dan bahasa Arab seperti itu, hingga kini kadang-kadang masih dilakukan oleh sebagian dalang Wayang Kulit Purwa.

Lihat juga JAMUS KALIMASADA dan KALIJAGA, SUNAN.

Leave a Reply

Kategori Abjad
Sponsor