Danaraja, Prabu
PRABU DANARAJA, raja Lokapala, juga disebut Prabu Danapati. Sebelum naik takhta, namanya Wisrawana. Ia adalah putra Prabu Lokawarna (atau Lokawana) dari permaisurinya yang bernama Lokawati.
Di hari tuanya, setelah takhta kerajaan diserahkan pada Prabu Danaraja, Praabu Lokawarna menjadi pertapa di Pertapaan Girijembangan. Sebagai pertapa mantan Prabu Lokawarna itu menggunakan nama kecilnya, yaitu Wisrawa.
Kelahiran Wisrawa dihadiri oleh Batara Brama. Waktu menyaksikan bayi itu Batara Brama berkata “Bayi ini kuberi nama Wisrawana, karena wajahnya mirip sekali dengan ayahnya. Kelak, sampai ia dewasa, wajahnya akan amat serupa dengan ayahnya, sehingga sulit dibedakan satu dengan lainnya.”
Kata-kata bertuah Batara Brama ini kemudian terbukti. Kelak di usia tua Begawan Wisrawa masih tetap tampan dan gagah, serupa sekali denga putranya. Mereka berdua seolah-olah kakak beradik.
Prabu Danaraja pernah berperang tanding melawan ayahnya, ketika ia merasa dikhianati. Peristiwa ini terjadi setelah Prabu Danaraja minta tolong pada ayahnya, Begawan Wisrawa, untuk melamarkan Dewi Sukesi, putri raja Alengka. Waktu itu Dewi Sukesi mengadakan sayembara, barang siapa dapat menjelaskan isi dan intisari Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu akan diterima sebagai suaminya.
Demi kepentingan anaknya, Begawan Wisrawa berangkat ke Kerajaan Alengka mengikuti sayembara itu. Namun, yang terjadi, benar-benar di luar rencana.
Begawan Wisrawa justru jatuh cinta pada Dewi Sukesi, sehingga akhirnya mereka kawin.
Tatkala berita pernikahan Begawan Wisrawa dengan Dewi Sukesi itu sampai ke telinga Prabu Danaraja, raja Lokapala itu marah dan sakit hati. Segera ia memimpin tentaranya menyerbu Alengka untuk menghukum ayahnya.
Perang tanding antara ayah dan anak ini berlangsung berhari-hari, dan mengakibatkan kahyangan gonjang-ganjing. Akhirnya perang tanding antara ayah dan anak itu dapat dilerai setelah Batara Narada turun tangan. Batara Narada menjelaskan bahwa sudah menjadi suratan para dewa, Dewi Sukesi adalah jodoh dari Begawan Wisrawa. Jadi, dalam soal Dewi Sukesi ini Prabu Danaraja harus mengalah. Dan, sebagai imbalan karena Danaraja mau mengalah, para dewa memberikannya kedudukan sederajat dengan dewa, dengan gelar Batara Danaraja atau Batara Kuwera. Batara Brama yang amat menyayangi Wisrawana alias Danaraja, menambahkan lagi imbalan itu dengan kedudukan sebagai penguasa loka (alam) kebendaan dan kekayaan.
Puluhan tahun kemudian, ketika Rahwana telah menjadi raja di Alengka, Kerajaan Lokapala yang terkenal kaya raya diserbu. Prabu Dasamuka yang berhasil masuk ke Keraton Lokapala menuntut penyerahan mahkota kerajaan, pusaka Gandik Emas, dan kereta kencana Jatisura. Prabu Danaraja langsung menolak tuntutan itu sehingga mereka pun berperang tanding.
Walaupun sebenarnya kalah, Prabu Danaraja bisa selamat karena di tengah perang itu ia dilarikan Batara Narada dan diungsikan ke kahyangan. Sejak itu Danaraja alias Wisrawana alias Batara Kuwera menetap di Kahyangan Wukir Kalisa (Kailasa), dengan kedudukan sederajat dengan para dewa. Pada penyerbuan itu pusaka Gandik Emas berhasil dirampas Prabu Dasamuka.
Setelah kedudukannya menjadi sederajat dengan dewa dan bergelar Batara Kuwera, ia mendapat tugas sebagai dewa penguasa kekayaan, dan sebagai penjaga Kembang Dewaretna. Kelak tugas menjaga Kembang Dewaretna ini tidak berhasil ditunaikan dengan baik, karena kembang sakti itu dirampas oleh saudara tirinya, Prabu Dasamuka.
Baca juga WISRAWA, BEGAWAN; SUKESI, DEWI; dan DEWARETNA, KEMBANG.
Leave a Reply