Darini, Dewi

DEWI DARINI, adalah istri Maharesi Suwandageni. Mereka tinggal di Pertapaan Ardisekar, yang masih termasuk wilayah Kerajaan Maespati. Dari perkawinan itu mereka mendapat dua orang anak, yaitu Bambang Sumantri dan Sukrasana.

Dewi Darini sebenarnya tergolong wanita yang tidak suka hidup di pertapaan yang sepi di pinggir hutan. Ia merasa kesepian tinggal di pertapaan itu. Beberapa tahun setelah kelahiran anaknya yang pertama, ketidaksenangannya itu diungkapkan manakala ia sedang melayani suaminya di tempat tidur.

Katanya waktu itu: “Kakanda, apakah kita selamanya akan tetap tinggal di pertapaan yang sepi di pinggir hutan ini? Hanya golongan raksasa saja yang suka hidup di tempat seperti ini.”

Kata-kata Dewi Darini ini sebenarnya menyinggung perasaan suaminya. Untunglah, dengan sabar Resi Suwandageni menjelaskan bahwa sebagai pertapa ia memang sebaiknya hidup di tempat sepi, yang jauh dari keramaian. Seorang resi sebaiknya tinggal di tempat yang tidak mudah mendapat gangguan, dan tempat seperti itu biasanya terletak di pinggir hutan.

Namun, walaupun Maharesi Suwandageni memaafkan sikap istrinya itu, para dewa tidak. Akibatnya kata-kata Dewi Darini itu, para dewa memberinya hukuman – anak yang dilahirkannya akan berujud seperti raksasa. Itulah sebabnya, Sukrasana yang kemudian lahir sebagai anak bungsu tidak lahir sebagai anak tampan seperti abangnya, melainkan berWujud raksasa kerdil.

Tetapi menurut sebagian dalang, Sukrasana bukan lahir seperti biasa. Sebenarnya ia adalah ari-ari (embing, plasenta) Bambang Sumantri, yang dicipta menjadi bayi oleh Begawan Suwandageni. Itulah sebabnya, Sukrasana tidak mau berpisah dengan kakaknya, karena badan halusnya merupakan satu kesatuan dengan badan halus Sumantri.

Baca SUMANTRI, BAMBANG; dan SUKRASANA.

Leave a Reply

Kategori Abjad
Sponsor